Dalam sambutannya, Bupati Ayu menegaskan bahwa penanganan stunting merupakan program prioritas nasional maupun daerah. Ia menyatakan bahwa stunting bukan hanya isu kesehatan, tetapi menyangkut masa depan generasi bangsa.
“Stunting tidak muncul tiba-tiba. Ini adalah proses panjang yang dimulai dari masa remaja, kehamilan, hingga pertumbuhan bayi dan balita,” ujar Bupati Ayu.
Menurutnya, penanganan stunting harus melibatkan kerja lintas sektor karena persoalan gizi sangat kompleks dan saling berkaitan dengan faktor sosial seperti kemiskinan, pendidikan, pola asuh, dan sanitasi.
Ia juga mendorong masyarakat, khususnya para ibu, untuk rutin membawa anak ke Posyandu demi pemantauan tumbuh kembang dan deteksi dini. Bupati menegaskan pentingnya kehadiran di Posyandu sebagai investasi jangka panjang bagi masa depan anak-anak.
“Kehadiran di Posyandu bukan sekadar rutinitas, tapi investasi berharga,” tambahnya.
Bupati Ayu turut mengajak Kepala Kampung, TP PKK, dan kader Posyandu untuk menggerakkan partisipasi masyarakat agar layanan kesehatan bisa menjangkau seluruh lapisan. Ia menekankan bahwa Posyandu memiliki peran strategis sebagai lembaga pelayanan kesehatan yang dekat dengan masyarakat.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati juga mengapresiasi keberhasilan Kabupaten Way Kanan dalam menurunkan angka stunting. Pada tahun 2024, prevalensi stunting turun signifikan dari 22,7% menjadi 13,9%, yang merupakan penurunan tertinggi di Provinsi Lampung.
“Capaian ini adalah hasil kerja bersama. Tapi perjuangan belum selesai. Kita harus terus berupaya agar angka stunting terus menurun dan anak-anak kita tumbuh sehat dan cerdas,” tegasnya.
Kegiatan ini menyasar 11 ibu hamil, 104 bayi dan balita, serta 156 lansia. Tercatat satu ibu hamil mengalami anemia dan lima balita terdeteksi kurang gizi.
Turut hadir dalam kegiatan ini Kepala Dinas Kesehatan, Dinas Kominfo, Satpol PP, Bagian Umum dan Protokol, Camat Way Tuba, serta Ketua TP PKK Kecamatan Way Tuba.(Red)
